Kamis, 16 April 2020

Kumpulan Materi MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) | Menuju MPLS yang Berkualitas

Kabid Dikdas

Kumpulan Materi MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) | Menuju MPLS yang Berkualitas


Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah atau MPLS yang lebih dikenal dengan istilah MOS atau Masa Orientasi Siswa merupakan istilah baru. Istilah MPLS digunakan ketika Anies Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.


Istilah MPLS digunanakn untuk meminimalkan praktik-praktik dan tindakan tidak mendidik yang acapkali ditemukan saat proses MOS untuk siswa baru di sekolah tingkat SMP maupun SMA.

Praktik-praktik tidak mendidik dalam MOS yang pernah dialami siswa baru biasanya berupa tindakan dan kegiatan tidak penting, misalnya:
- menggunakan plastik sebagai baju.
- menggunakan topi yang terbuat dari bola plastik.
- membuat dan menggunakan tas yang terbuat dari karung.
- menggunakan papan nama yang namanya aneh-aneh bahkan nama hewan.

Empat contoh di atas adalah contoh yang sama sekali tidak mendidik. Belum lagi tindakan (hukuman) yang diberikan oleh para seniornya kepada para juniornya. Misalnya, mencium tanah; menghitung jumlah semut; merayu pohon; jelas ini tindakan dan kegiatan yang sama sekali tidak penting.

Seharusnya, materi dalam MPLS merupakan materi yang bekaitan dengan tema besar yang harus tersampaikan dalam kegiatan MPLS di awal sekolah. Banyak materi MPLS yang sebenarnya mendidik.

Materi MPLS yang bisa mendidik antara lain:
- menggunakan plastik bekas di sekolah sebagai tas;
- membuat topi dari bahan yang tidak terpakai, bukan justru merusak bola yang sebenarnya bisa digunakan untuk berolahraga;
- menggunakan papan nama yang menggunakan nama tokoh, agar menginspirasi jasanya; nama provinsi untuk mengenalkan wilayah NKRI;

Dengan demikian, justru para peserta MPLS mendapatkan materi secara tidak langsung dari kegiatan yang dilakukan.

Hukuman-hukuman yang diberikan oleh para senior kepada juniornya juga hendaknya mendidik. Tidak lagi merayu pohon, tetapi diganti misalnya dihukum agar bisa menjual sebuah produk, ini tentu melatih untuk berwirausaha, sama-sama merayu. Jika merayu pohon sama sekali tidak berguna, maka merayu orang untuk membeli sebuah produk melatih junior untuk menjadi sales marketing yang hebat.

Hukuman menghitung semut juga bisa diganti dengan menghitung jumlah tanaman yang ada di lingkungan sekolah. Ini sangat berkaitan dengan wawasan wiyata mandala, mengetahui lingkungan sekitarnya.

Mencium tanah juga hal yang merupakan perpeloncoan, bisa diganti dengan melakukan push up sekian kali, asal tidak disertai dengan pukulan maka itu melatih fisik, bukankah kita semua sepakat bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.

Melihat dari itu semua, maka hal yang perlu diperhatikan dan disampaikan dalam MPLS sebagai materi setidaknya mencakup hal berikut:

Wawasan Wiyata Mandala

Adalah wawasan mengenai kemapuan membaca situasi dan lingkungan serta menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Sebagai siswa harus menyesuaikan dengan lingkungan sekolah yang baru, sebagai warga masyarakat harus juga menyesuaikan dengan konsensus (kesepakatan) yang ada dalam masyarakat tanpa harus meninggalkan kebaikan dan kebenaran yang diyakini.

Sopan Santun (Tata Krama)

Materi ini berkaitan dengan perilaku, sikap sosial, dan cara bergaul dengan sesama teman di sekolah. Dengan adanya materi ini, setelah mengikuti MPLS siswa baru dapat mengikuti proses adaptasi yang cepat dan tepat, serta mampu menghormati guru, kakak, adik, dan teman sekelas. Hal ini sangat penting mengingat masing-masing siswa baru memiliki kebiasaan yang berbeda-beda di sekolah asalnya.

Tata Tertib Sekolah

Masing-masing siswa baru tentu tidak mengetahui tata tertib yang berlaku di sekolah barunya. Maka dari itu, materi tata tertib sekolah perlu disampaikan dalam kegiatan MPLS. Hal ini diperlukan agar guru tidak perlu lagi membacakan dan mengumumkan materi tata tertib kepada siswa ketika sudah mulai aktif mengikuti pelajaran. Maka dari itu, masing-masing pemateri yang bertanggung jawab menyampaikan materi ini perlu memastikan bahwa tata tertib sekolah sudah dipahami dan jika perlu diikuti oleh siswa baru di sekolah tersebut.

Cara Belajar yang Baik

Materi cara belajar yang baik perlu diberikan kepada peserta MPLS, khususnya MPLS di tingkat SMP. Hal ini perlu disampaikan karena model belajar dan pembelajaran serta pembagian kelas dan guru sama sekali berbeda antara SD sebagai sekolah asal dengan SMP. Maka, perlu penyesuaian cara belajar juga.

Pengenalan Tata Ruang Sekolah

Pengenalan tata ruang sekolah perlu disampaikan kepada siswa baru agar siswa baru bisa dengan mudah menemukan apa yang dicari. Jangan sampai ketika pembelajaran sudah dimulai siswa baru tidak bisa menemukan lokasi ruang guru atau lokasi lab. Hal ini  tentu akan menyulitkan bagi siswa yang bersangkutan juga menyulitkan warga sekolah yang lain.

Cara pengenalan tata ruang sekolah bisa menggunakan pengamatan langsung. Hal ini memudahkan siswa baru peserta MPLS untuk bisa langsung mengenal lingkungan sekolahnya.

Pengenalan Warga Sekolah

Warga sekolah tidak hanya siswa, tetapi juga guru dan karyawan yang ada di sekoalh. Untuk mengenalkan satu persatu guru kepada siwa baru sangat sulit dilakukan jika peserta MPLS mencapai puluhan bahkan ratusan. Maka cara yang paling efektif adalah dengan memberikan kolom tanda tangan yang sudah disertai nama dan peserta MPLS boleh meminta tanda tangan yang bersangkutan. Hal ini dilakukan agar masing-masing siswa melakukan kontak secara langsung dengan warga sekolah, baik dengan guru, karyawan, maupun warga sekolah yang lainnya.

Baca Juga: Kumpulan Pantun Perkenalan untuk MOS dan MPLS


Keberhasilan pelaksaan MPLS merupakan gerpang pertama dan utama untuk mencapai keberhasilan pendidikan selama tiga tahun di sekolah tersebut.