Senin, 20 April 2020

Memahami Prosedur Membaca Puisi

Kabid Dikdas
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca juga merupakan suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Membaca puisi adalah perbuatan menyampaikan hasil-hasil sastra  berupa puisi dengan bahasa lisan. Membaca puisi sering diartikan sama dengan deklamasi. Membaca puisi dan deklamasi mengacu pada satu pengertian yang sama, yakni mengkomunikasikan puisi kepada para pendengarnya. Hakikat membaca puisi tidaklah berbeda dengan deklamasi, yaitu menyampaikan puisi kepada penikmatnya dengan setepat-tepatnya agar nilai-nilai puisi tersebut sesuai dengan maksud penyairnya.

Puisi merupakan sebuah karya sastra yang memerlukan penghayatan dalam pembacaan dan pembawaan. Puisi atau sajak dapat dibaca dalam hati atau dengan suara keras. Ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan pada saat membaca sajak dengan keras. Prinsip itu adalah volume suara, artikulasi suara, intonasi, gerak tubuh, mimik, dan pandangan mata.
  1. Volume suara adalah derajat keras atau lemahnya suara pada saat Anda membaca puisi. Keras atau lemahnya suara harus tepat.
  2. Artikulasi suara adalah pengucapan kata demi kata dengan benar serta dengan suara yang jelas dan pilah.
  3. Intonasi adalah lagu membaca yang meliputi penggalan kata dan tinggi atau rendahnya suara pada saat kalian membaca larik demi larik sajak.
  4. Gerak tubuh meliputi gerak seluruh anggota tubuh: kaki, tangan, badan, dan kepala sesuai dengan isi sajak yang dibaca.
  5. Mimik adalah ekspresi atau perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan suasana (misalnya, sedih, semangat, atau gembira) yang digambarkan pada sajak yang dibaca.
  6. Pandangan mata adalah arah mata memandang, yang seharusnya ditujukan ke segala penjuru tempat penonton berada.
Setelah mengetahui prinsip-prinsip tersebut, kita dapat mengaplikasikan prinsip tersebut ke dalam teknik-teknik membaca puisi di atas pentas dalam dunia nyata.

    Fungsi Bahasa
    Bahasa mempunyai empat fungsi utama, yaitu fungsi ekspresif, fungsi deskriptif, fungsi sosial, dan fungsi tekstual.
    1. Fungsi ekspresif berkenaan dengan penggunaan bahasa untuk menampilkan hal-hal yang terkait dengan diri pembicara atau penulis, seperti perasaan, pikiran, pilihan, prasangka, dan pengalamannya.  Fungsi ekspresif berimpitan dengan fungsi tekstual dalam hal bahwa untuk mengungkapkan diri pembicara atau penulis, baik media tulis maupun lisan, dapat digunakan.
    2. Fungsi deskriptif berkaitan dengan penggunaan bahasa untuk menyampaikan informasi faktual. Fungsi deskriptif juga disebut fungsi ideasional.
    3. Fungsi sosial dimaksudkan sebagai penggunaan bahasa sebagai alat untuk menjalin dan memapankan hubungan sosial di antara pengguna bahasa. Fungsi sosial juga disebut fungsi interpersonal. 
    4. Fungsi tekstual adalah fungsi bahasa yang terkait dengan cara penciptaan teks, baik lisan maupun tulis, yang runtut dan sesuai dengan konteks. 

    Membaca Ekspresif
    Membaca ekspresif adalah membaca dengan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman penulis. Pada umumnya kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara yang keras dan gaya atau penampilan sesuai dengan isi materi yang dibaca. Dengan demikian, membaca ekspresif dapat dikatakan sebagai membaca dengan penuh penghayatan. Mengingat kegiatan membaca ekspresif dilakukan dengan suara keras, kegiatan membaca seperti ini sejalan dengan membaca teks secara lisan, yang berlawanan dengan membaca teks dalam hati.

    Salah satu contoh kegiatan membaca ekspresif adalah membaca puisi. Membaca ekspresif sangat cocok diterapkan dalam membaca puisi. Membaca puisi ekspresif sering dilakukan di depan kelas atau di depan penonton di atas pentas. Jika demikian halnya, diperlukanlah teknik membaca puisi yang benar. Teknik merupakan prosedur yang mengandung beberapa langkah. Langkah-langkah itu tidak harus ditempuh secara urut karena tidak saling menentukan.

    Dengan demikian dapat menyimpulkan bahwa membaca puisi bukan sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi juga menghadirkan jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan memahami proses kreatif sang penyair, Untuk dapat melakukan kegiatan membaca puisi di atas pentas berikut prosedur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam membaca puisi di atas pentas.

    Teknik Membaca Puisi di Atas Pentas
    1. Yakinlah bahwa Anda telah mengenakan pakaian dengan rapi atau mengenakan pakaian sesuai dengan isi sajak yang akan Anda baca.
    2. Berdirilah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum Anda memulai membaca.
    3. Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala penjuru sambil memberikan penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala.
    4. Hayatilah sajak yang Anda baca dengan memahami isi dan pesannya.
    5. Bacalah sajak tersebut dengan artikulasi suara yang jelas, dengan volume suara yang dapat menjangkau semua penonton, dan dengan intonasi yang bagus.
    6. Aturlah napas dengan baik dengan menyesuaikan penggalan kata, larik, dan bait sajak tersebut.
    7. Pusatkan perhatian pada sajak yang dibaca dengan mengendalikan diri tanpa terpengaruh oleh penonton.
    Prosedur tentang teknik membaca puisi tersebut bukan merupakan prosedur yang ketat yang setiap langkahnya harus ditempuh secara urut. Anda mungkin juga berpendapat bahwa puisi dengan isi dan pesan yang berbeda menuntut teknik membaca yang berbeda pula.