Kamis, 16 April 2020

Struktur dan Fungsi Tubuh Amphibia

Kabid Dikdas
Istilah amfibi berasal dari bahasa yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan bios yang artinya hidup. Jadi, amfibi merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang) yang dapat hidup di dua alam, yaitu di air dan di darat. Contoh hewan amfibi, yaitu katak. Katak memiliki kulit tak bersisik yang selalu basah dan berlendir, alat pernapasannya berupa paru-paru, rongga mulut, dan kulit. Jantungnya hanya mempunyai satu ventrikel dan alat geraknya berupa kaki. Jenis hewan ini berkembang biak dengan bertelur dan pembuahannya terjadi di luar tubuh.

Amfibi hidup di tempat yang lembab, untuk mengantisipasi hilangnya air dari kulit karena belum memiliki system pengaturan tubuh yang baik. Amfibi bersifat poikiloterm yaitu hewan yang berdarah dingin.

Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo Apoda. Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam perairan yang tenang dan dangkal. Katak bertelur di dalam air karena telur katak tidak memiliki kulit keras, sehingga jika bertelur selalu diletakkan di dalam air atau pada tempat yang becek. Setelah telur menetas dan keluar menjadi katak muda masih dalam bentuk berudu hidupnya dalam air dengan sistem pernapasannya menggunakan insang.

Setelah dewasa tempat hidupnya di darat dan alat pernapasannya menggunakan paru-paru, rongga mulut, dan kulitnya yang basah. Apabila kulitnya mengalami kekeringan, maka katak akan segera mati, tetapi setelah berada di dalam air kemudian kulitnya menjadi basah katak akan menjadi segar dan sehat kembali. 

Ciri-ciri Amphibi
Selain memiliki struktur dan fungsi tubuh yang berbeda dengan kelas vertebrata yang lainnya. Amfibi juga memiliki ciri-ciri khusus. Beberapa ciri-ciri khusus yang dari amfibi secara umum antara lain sebagai berikut.
  1. Tubuh terdiri atas kepala dan badan pada katak dan kepala, badan dan ekor pada salamander.
  2. Tubuh amfibi dilapisi oleh kulit yang basah dan berlendir.
  3. Amfibi merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
  4. Jantung amfibi terdiri atas 3 ruangan yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel.
  5. Slstem pernapasan pada amfibi ketika masih tahap larva (kecebong) menggunakan insang, sedangkan ketika dewasa menggunakan kulit.
  6. Mata amfibi memiliki selaput yang disebut dengan membrane niktitan
  7. Amfibi berkembang biak dengan bertelur dan fertilisasi secara eksternal.
  8. Pertumbuhan amfibi melalui metamorphosis sempurna. Metamorfosis merupakan peristiwa perubahan bentuk tubuh secara bertahap yang dimulai dari tahap larva hingga dewasa.

Klasifikasi Amphibi
Amphibia dapat dibedakan menjadi beberapa ordo: Apoda (Amphibia tidak berkaki). Urodella atau Caudata (Amphibia berekor dan berkaki). Contohnya Salamandra (kelompok Salamander). Anura (Amphibia tidak berekor). Contoh: katak hijau, katak bangkong.

1. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)
Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.

Di bagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. Fertilisasi pada Caecilia terjadi secara internal.

Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae.

Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp. yaitu di propinsi DIY.

2. Ordo Urodela
Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan.
 Istilah amfibi berasal dari bahasa yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan bios yang arti Struktur dan Fungsi Tubuh Amphibia
Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa.

Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontie dan Salamandridae. ( Pough et. al., 1998)

3. Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya.
 Istilah amfibi berasal dari bahasa yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan bios yang arti Struktur dan Fungsi Tubuh Amphibia
Spesies dari ordo Anura umumnya melakukan fertilisasi ekternal yaitu pembuahan yang dilakukan di luar tubuh induk. Contoh spesies dari ordo ini yaitu Katak dan Kodok.

Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. 

Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.