Rabu, 19 Agustus 2020

Arti Hijrah | Pengertian dan Penggunaan Arti Hijrah yang Salah Kaprah

Arti Kata | - Akhir-akhir kata hijrah kembali viral. Tidak hanya digunakan dalam peringatan tahun baru hijriah, yang ditandai dengan hijrahnya Nabi Muhammad dari Makah ke Madinah. Kata hijrah banyak digunakan oleh para artis atau orang-orang. Yang awalnya tidak atau kurang mengenal dan melaksanakan ajaran agama, menjadi lebih agamis, relijius, dan mendekat kepada Tuhan. Melalui ibadah.


Jadi, jika ada artis. Yang awalnya tidak menutup aurat, tidak berkerudung. Kemudian berkerudung. Mendalami ilmu agama islam. Mengikuti kajian. Disebut hijrah. Orang yang awalnya suka keluar malam, ke tempat hiburan. Jadi lebih sering ke masjid, beribadah. Disebut hijrah.

Istilah hijrah juga semakin menggema, khususnya di dunia maya. Ada tagar #BeraniHijrah. Ada pula akun yang menggunakan istilah hijrah.

Sebenarnya apa arti hijrah? Berikut ini beberapa penjelasan arti hijrah dari beberapa sudut pandang.

Pengertian Hijrah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Hijrah, dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki dua definisi. Definisi pertama, sebagai nomina (kata benda) sementara definisi yang kedua diklasifikasikan sebagai kata kerja (verba).

Pengertian hijrah yang pertama sebagai nomina: perpindahan Nabi Muhammad saw bersama sebagian pengikutnya dari Mekah ke Medinah untuk menyelamatkan diri dan sebagainya dari tekanan kaum kafir Quraisy.

Pengertian Hijrah yang kedua sebagai verba: berpindah atau menyingkir untuk sementara waktu dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih baik dengan alasan tertentu (keselamatan, kebaikan, dan sebagainya).

Sinonim dan Akar Kata Hijrah

Kata hijrah merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab (هجرة). Makna dasarnya adalah pindah. Maka dari itu, bisa disebut sebagai migrasi (migration dalam bahasa Inggris). Makna awalnya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Medan Makna Kata Hijrah

Istilah yang digunakan di sini adalah 'medan makna', bertujuan untuk mengupas beberapa kandungan dari kata hijrah. Baik seagai istilah (kaitannya dengan peristiwa besar Umat Islam), juga sebagai kata yang memiliki arti dasar 'pindah'.

Hijrah, sebagai istilah merupakan pindahnya Nabi Muhammad dari Mekah ke Medinah. Proses pindahnya ini dikarenakan proses dan kegiatan beragama di Mekah tidak kondusif. Orang-orang Mekah tidak mendukung, bahkan hendak mencelakai Nabi Muhammad. Maka beliau berpindah, turut serta mengajak pengikut-pengikutnya.

Hijrah, sebagai istilah maupun kata berkaitan erat dengan lokasi. Yang berpindah adalah fisiknya. Berpindah, dari satu tempat ke tempat lain. Memang waktu itu, secara istilah, Nabi berpindah dari tempat yang kondisinya tidak mendukung, ke tempat yang lebih baik (Medinah). Jadi, harus ada perpindahan fisik.

Jika merujuk pada arti kata hijrah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hijrah bersifat sementara. Baca lagi penjelasan arti hijrah yang kedua dalam KBBI. Ada penjelasan: meyingkir untuk sementara waktu. Jadi, ada kemungkinan untuk kembali lagi.

Maka, kata hijrah mengandung mencakup makna, pindah lokasi, sementara waktu, untuk mempertahankan kebaikan, kerana bersifat sementara bisa kembali lagi.

Nah, kalau batasan pengertian hijrah di atas digunakan dalam konsep yang sedang berkembang sekarang bisa jadi salah kaprah, bahkan kontraproduktif.

Misalnya, jika kata hijrah dimaknai sebagi 'dari buruk menjadi baik', ini salah kaprah. Padahal harusnya pindah lokasi. Tidak ada perpindahan lokasi. Mungkin yang pindah adalah lokasi pengajiannya.

Kemudian, konsep sementara, jika disebut hijrah. Berubahnya menjadi baik itu bersifat sementara. Minimal bisa kembali lagi ke keadaan semula. Misalnya Nabi Muhammad, setelah hijrah ke Medinah, beliau berkunjung kembali ke Mekah. Bayangkan kalau konsep ini digunakan untuk perbuatan dosa. Setelah tidak berbuat dosa, bisa kembali berbuat dosa. Begitu?

Hijrahnya Nabi, dilakukan untuk mempertahankan kebaikan. Nabi dan para pengikutnya adalah orang baik yang berbuat baik. Tapi dihalang-halangi oleh penduduk dan penguasa Mekah pada waktu itu. Karena kebaikan yang dilakukan justru membuat terancam, maka harus berpindah. Harus hijrah.

Sangat beda dengan konsep sekarang ini. Hijrah yang digaungkan oleh sekelompok orang, bisa jadi merasa sudah baik. Ini kesalahannya. Harusnya istilah yang digunakan adalah tobat. Dalam konsep istilah tobat, orang yang melakukan pertobatan, berarti sadar pernah melakukan kesalahan. Dulu, sekarang tidak lagi. Sudah kapok, sudah tobat. Bahkan berjanji tidak akan mengulangi lagi.

Kalau istilah yang digunakan berubahnya menjadi baik adalah hijrah, takutnya tidak merasa pernah bersalah. Maunya malah menyalah-nyalahkan orang atau pihak yang dianggap 'belum hijrah' versi mereka.

Mari gunakan istilah yang sesuai dengan proporsinya. Terutama kata 'hijrah' yang lagi viral belakangan ini.