Selasa, 07 Januari 2020

Peristiwa Alam di Indonesia

Kabid Dikdas
Banyak gejala alam atau peristiwa alam yang terjadi di sekitar kita. Gejala alam adalah suatu peristiwa alam yang terjadi sebagai akibat yang ditimbulkan oleh faktor alam itu sendiri. Gejala alam juga sering disebut peristiwa alam. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan dan membahayakan. Akan tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh peristiwa alam yang membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa bumi, angin topan, dan tanah longsor. Peristiwa alam yang tidak membahayakan misalnya pergantian musim, terbentuknya embun, dan pelangi.

Indonesia beriklim tropis dengan curah hujan yang tinggi. Sinar matahari pun sampai ke wilayah Indonesia sepanjang tahun. Di Indonesia terjadi berbagai peristiwa alam. Peristiwa-peristiwa alam terjadi akibat pengaruh alam. Ada beberapa peristiwa alam yang tidak merugikan manusia seperti pergantian musim. Pergantian musim ini justru menguntungkan para petani karena dengan adanya pergantian musim petani dapat melakukan pergantian pola tanam.

Indonesia mengalami dua kali pergantian musim, yaitu musim kemarau dan hujan. Musim kemarau di Indonesia terjadi akibat bertiupnya angin musim tenggara. Angin ini berasal dari Benua Australia yang kering. Angin yang bertiup dari Benua Australia tidak banyak membawa uap air dari laut yang dilaluinya. Musim kemarau di Indonesia berlangsung pada bulan April–Oktober.

Musim hujan di Indonesia terjadi ketika bertiup angin musim barat laut. Angin ini banyak membawa uap air dari Samudra Hindia. Musim hujan di Indonesia pada umumnya terjadi pada bulan Oktober–April. Meskipun demikian, bulan-bulan musim hujan maupun kemarau sering bergeser. Adakalanya musim kemarau lebih panjang dan pada tahun berikutnya musim hujan yang lebih panjang.

Antara musim hujan dan kemarau, biasanya kondisi atmosfer tidak menentu. Kondisi ini disebut musimpancaroba. Pergantian musim terjadi sekitar bulan Oktober dan April. Musim pancaroba pada umumnyaberlangsung satu hingga dua bulan.

Peristiwa Alam yang Merugikan Manusia
Ada beberapa peristiwa alam yang dapat merugikan manusia. Pada umumnya peristiwa-peristiwa alam tersebut berupa bencana. Bencana alam tersebut disebabkan oleh aktifitas alam itu sendiri maupun karena ulah manusia. Berikut ini beberapa bencana alam yang terjadi di Indonesia.

a. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan peristiwa goncangan atau pergerakan lapisan kerak bumi secara tiba-tiba karena adanya tenaga dari dalam bumi. Gempa dapat terjadi karena beberapa faktor. Gempa dapat disebabkan karena adanya tabrakan lempeng bumi, aktivitas gunung api, atau adanya runtuhan gua atau tanah.
  • Gempa yang terjadi karena adanya tabrakan antar lempeng disebut gempa tektonik.
  • Gempa bumi yang terjadi sebagai akibat adanya letusan genung api disebut gempa vulkanik.
  • Gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan gua atau tanah disebut gempa terban.

Besar kecilnya kekuatan gempa dapat diukur dengan menggunakan alat pencatat gempa yang disebut seismograf. Ukuran besar kecilnya gempa umumnya digunakan skala Richter. Pusat gempa di dalam permukaan bumi disebut hiposentrum, sedangkan pusat gempa di permukaan bumi disebut episentrum.

Gempa bumi merupakan gejala alam yang rawan terjadi hampir di seluruh pulau di Indonesia. Hal ini dikarenakan wilayah Indonesia secara geologis terletak di antara pertemuan Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo-Australia. Selain itu Indonesia juga memiliki banyak gunung api aktif. Hal tersebut menyebabkan negara kita rawan terjadi gempa bumi tektonk dan gempa bumi vulkanik.

Wilayah Indonesia sering mengalami gempa bumi. Beberapa bencana alam gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Tanggal KekuatanLokasi
25 November 1833 9.2 Sumatera
20 September 1899 7.8Kota Ambon
2 Februari 1938 8.5Pulau Banda dan Pulau Kai
14 Agustus 1968 7.8Sulawesi Utara
26 Juni 1976 7.1Papua
19 Agustus 1977 8.0Kepulauan Sunda
12 Desember 1992 7.5Pulau Flores
2 Juni 1994 7.2Banyuwangi
4 Mei 2000 6.5Kepulauan Banggai
4 Juni 2000 7.3Bengkulu
12 November 2004 7.3Alor
26 Desember 2004 9.3Aceh dan sebagian Sumatera Utara
28 Maret 2005 8.2Pulau Nias
27 Mei 2006 5.9Daerah Istimewa Yogyakarta dan Klaten
17 Juli 2006 7.7Ciamis dan Cilacap
11 Agustus 2006 6.0Pulau Simeulue
6 Maret 2007 6.4Solok, Kota Solok, Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi
12 September 2007 7.7Kepulauan Mentawai
26 November 2007 6.7Sumbawa
17 November 2008 7.7Sulawesi Tengah
4 Januari 2009 7.2 Manokwari
2 September 2009 7.3Tasikmalaya dan Cianjur
30 September 2009 7.6Padang Pariaman, Kota Pariaman, Padang, dan Agam
1 Oktober 2009 6.6Kerinci
9 November 2009 6.7Pulau Sumbawa
25 Oktober 2010 7.7Sumatera Barat
11 April 2012 8,5Seluruh Pulau Sumatera.

b. Gunung Meletus
Gunung meletus adalah aktivitas gunung api yang mengeluarkan material berupa bahan padat, cair, dan gas yang ada di dalam perut bumi ke permukaan bumi. Gunung meletus umumnya dapat terjadi pada gunung api yang masih aktif. Istilah gunung api digunakan untuk menyebut setiap lubang dalam kerak bumi yang dilalui batuan cair, gas, dan pecahan-pecahan batuan saat meletus. Gunung api aktif adalah gunung api yang masih menunjukan aktivitas vulkanik. Aktivitas vulkanik tersebut dapat berupa semburan awan panas, mengeluarkan api, dan sebagainya.

Letusan gunung api mengeluarkan berbagai material yang berasal dari perut bumi. Letusan gunung api terjadi ketika magma keluar dari perut bumi ke permukaan bumi.
  • Magma adalah campuran dan berbagai campuran mineral yang bersifat cair dan sangat panas. Saat terjadi gunung meletus banyak bahan-bahan dan material yang keluar dari gunung api yang bersifat gas, cair, dan padat. Bahan yang berbentuk gas terdiri atas gas karbondioksida, gas belerang, dan gas asam arang. Bahan cair yang dikeluarkan saat letusan gunung api berupa lava dan lahar.
  • Lava adalah magma serta segala benda yang sudah mencair yang dimuntahkan oleh gunung api dan sampai di permukaan bumi.
  • Lahar adalah debu vulkanik yang bercampur dengan air, baik air dari hujan atau air danau kawah yang mengalir dari puncak gunung menuju lereng gunung. Selain itu letusan gunung juga mengeluarkan bahan padat yang berupa bom (bongkahan batu besar), lapili (batuan kecil atau kerikil), dan abu vulkanis.
  • Awan panas merupakan hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

Letusan gunung api tetap membawa bencana bagi kehidupan. Bahan-bahan yang dikeluarkan saat gunung meletus bersifat merusak dan membahayakan keselamatan makhluk hidup. Namun di pihak lain, debu, lava, dan lumpur yang keluar dari letusan gunung api dapat menyuburkan tanah di sekitarnya. Berikut ini beberapa letusan gunung yang pernah terjadi di Indonesia.
  • Gunung Kelud. Gunung Kelud telah tercatat sudah banyak sekali meletus. Tepatnya pada tahun 1586 , 1901 , 1919 , 1951 , 1966 , dan 1990. Pada tahun 2007 aktivitas gunung ini meningkat tetapi tidak meletus.
  • Gunung Merapi meletus pada 18 November 2013 karena erupsi freatiknya yang menyemburkan asap hingga ketinggian 2.000 meter.
  • Gunung Galunggung. Gunung tercatat pertama kali meletus pada tahun 1882. Namun diketahui awal-awal letusan pada tahun 1822. Gunung ini meletus tercatat pada tahun 1822, 1882, 1894, 1918 dan yang terakhir pada tahun 1982.
  • Gunung Agung Gunung Agung ini terakhir meletus pada tahun 1963 dan masih aktif. Pada 18 Februari 1963, gunung ini mengirimkan puing-puing setinggi 8-10 Km ke udara.
  • Gunung Krakatau tercatat pernah mengguncang dunia saat letusannya. pada tanggal 26-27 Agustus 1883. Letusan itu mengeluarkan awan panas dan membuat tsunami, yang menewaskan sekitar 36.000 korban jiwa.
  • Gunung Sinabung pada tahun 2010 gunung ini kembali meletus. Pada saat itu gunung itu mengeluarkan debu vulkanis setinggi 3 Km dan bersamaan dengan gempa bumi yang sampai terasa sejauh 25 Km dari puncak gunung tersebut. Pada tahun 2013 gunung ini meletus lagi, tepatnya pada tanggal 15 September 2013.
Banyak gejala alam atau peristiwa alam yang terjadi di sekitar kita Peristiwa Alam di Indonesia
c. Angin Topan dan Angin Jatuh
Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 10 km/jam atau lebih. Angin topan sering terjadi di wilayah tropis di antara garis balik Utara dan Selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa. Angin topan terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang sangat besar. Kekuatan dan kecepatan angin tergantung pada perbedaan tekanan antara dua daerah, dan jarak antara kedua daerah tersebut.

Angin topan yang berhembus dengan kecepatan sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan. Kerusakan yang ditimbulkan angin topan diantaranya adalah dapat merobohkan bangunan, merusak sarana dan prasarana, menumbankan pohon atau dapat menerbangkan benda-benda yang dilaluinya. Pada daerah pantai, angin topan mengangkat air laut sehingga timbul gelombang besar. Daratan bisa tergenang air laut sampai 15 m atau lebih. Angin topan dapat mengganggu pelayaran dan bahkan dapat menenggelamkan kapal-kapal kecil.

Angin jatuh atau angin Fohn adalah angin yang berembus ke atas puncak pegunungan dengan suhu yang terus berkurang, kemudian berembus turun sepanjang lereng gunung dengan suhu kembali naik dengan kelembapan yang rendah. Dengan demikian angin yang turun bersifat panas dan kering yang disebut angin jatuh. Angin jatuh tersebut bersifat merugikan karena umumnya dapat merusak tanaman.

Angin fohn atau angin jatuh di tiap-tiap daerah memiliki nama yang berbeda-beda. Beberapa angin fohn di Indonesia antara lain adalah angin gending di Probolinggo, angin kumbang di Brebes (Jawa Tengah), angin brubu di Makassar, angin wambrau di Biak (Papua), dan angin bahorok yang bertiup di daerah Deli (Sumatera Utara).

d. Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk gejala alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena gejala alam murni dan dapat juga karena ulah manusia. Beberapa faktor alam yang memengaruhi terjadinya banjir adalah curah hujan yang tinggi, daerah yang lebih rendah dibandingkan muka air laut, daerah yang terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit, atau adanya pasang naik air laut. Banjir dapat terjadi karena dampak ulah manusia, seperti penggundulan hutan dan membuang sampah ke sungai.

Banjir adalah suatu gejala alam yang menyebabkan suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang sangat besar melebihi tingkat normal. Banjir yang membahayakan adalah banjir bandang. Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan tersumbatnya sungai maupun karena penggundulan hutan di daerah hulu sungai yang bersifat menghanyutkan.

Bencana banjir hampir terjadi di setiap musim penghujan di Indonesia. Seperti halnya beberapa bencana yang lain, banjir juga merugikan dan membahayakan kehidupan manusia. Banjir dapat merusak rumah-rumah penduduk, merusak lahan pertanian dan perkebunan, merusak sarana dan prasarana, mengganggu kelancaran transportasi, dan bahkan menimbulkan korban jiwa.

e. Tanah Longsor
Jenis tanah di Indonesia banyak yang bersumber dari letusan gunung berapi. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir. Selain itu, tanah berasal dari gunung berapi adalah tanah yang subur. Akan tetapi, tanah jenis ini sangat berpotensi longsor pada musim hujan. Jika tidak ada tanaman keras yang berakar kuat, tanah ini berpotensi mendatangkan bencana alam.

Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Lokasi tersebut tersebar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Yogyakarta, dan Kalimantan. Peristiwa tanah longsor yang terbaru terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bencana tanah longsor terjadi pada hari Jumat malam (12/12). Dusun Jemblung, di Kabupaten Banjarnegara berada di sebuah lembah kecil, dengan perbukitan di belakangnya.
Aktivitas alam terjadi secara alamiah dan merupakan kehendak Tuhan, yang bisa kita lakukan adalah berusaha sebaik mungkin agar siap menghadapi bencana sehingga kerugian ekonomi, dampak psikologis yang buruk bahkan sampai kematian dapat diminimalkan