Minggu, 19 April 2020

Arti Kata Ramadan Menurut Bahasa dan Istilah

Kabid Dikdas
Postingan tentang Ramadan sudah cukup banyak di . Ada yang membahas dari sudut pandang budaya. Ada pula yang membahas dari segi kebakuan bahasa. Ramadan memang tidak akan ada habisnya. Selama masih belum kiamat.

Mengenai penulisan Ramadan yang tepat, dapat dibaca dalam: Ramad(h)an Masih Menyisahkan Masalah


Kali ini, Ramadan akan kita bahas dari segi artinya. Untuk mengetahui arti Ramadan ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu jenis-jenis pengucapan Ramadan.

Ramadan berasal dari bahasa Arab (رم ض ) ro.ma.do ada yang menulis ramad. Dalam penulisan internasional berdasarkan pelafalan-pelafalan ada banyak variasi. Ada yang menulis ramazan, ramadhan, ramathan, romadlon, romadon, romadhon.

Etimologi Ramadan

Kata 'ramadan' berasal dari Bahasa Arab yang akar katanya bermakna 'panas yang menyengat'. Pengertian ini mengacu pada penentuan musim puasa pada masyarakat Babilonia (kota kuno di wilayah Irak). Bangsa Babilonia ini pernah dominan di kawasan Jazirah Arab.

Dalam budaya Babilonia yang mendasarkan perhitungan kalender berdasarkan perpaduan peredaran bulan dan matahari, bulan kesembilan selalu jatuh pada saat musim panas yang sangat terik. Bahkan saking terlalu panasnya, batu yang sangat panas di siang hari belum sempat benar-benar dingin, sudah pagi lagi sehingga batu tersebut kembali panas. Karena akumulasi panas maka pada beberapa pekan tersebut disebut ramadan, bulan yang panas yang menghanguskan.

Setelah Islam berkembang, pengertian Ramadan berkembang. Dari suhu udara panas yang menghanguskan menjadi bulan pembakaran dosa. Karena bulan ini adalah bulan penuh ampunan. Bulan kewajiban puasa. Bulan untuk memperbanyak ibadah dan mendapat pahala sehingga segala dosa terbakar. Terlebih setelah idulfitri, ketika semua orang bermaafan untuk melebur dosa.

Pengertian Ramadan yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengakomodasi versi Islam, yaitu: bulan ke-9 tahun Hijriah (29 atau 30 hari), pada bulan ini orang Islam yang sudah akil balig diwajibkan berpuasa.

Dalam perkembangannya, Bulan Ramadan identik dengan istilah-istilah berikut ini:

Bulan Ampunan
Bulan Penuh Berkah
Bulan Rahmat

Tentu saja penyebutan-penyebutan itu terkait dengan ritus keagmaan.

Sementara dalam ritus sosial budaya, Ramadan identik juga dengan:

Bulan THR
Bulan Mudik
Bulan Liburan

Arti Ramadan yang lebih dalam, bisa diselami sendiri, diresapi sendiri. Selamat Ramadan!