Kamis, 09 Januari 2020

Jenis Jenis Teks Kelas VII

Kurikulum 2013 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang-orang lain. Penerima akan dapat menyerap pengetahuan yang disebarkan terebut hanya bila menguasai bahasa yang dipergunakan dengan baik, dan demikian juga berlaku untuk pengirim. Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Berikut ini adalah jenis-jenis teks yang diajarkan di kelas VII.

A. Teks Laporan Hasil Observasi
Teks hasil observasi disebut juga teks laporan observasi atau teks laporan. Teks hasil observasi adalah teks hasil pengamatan, secara rinci, sistematis dan bersifat faktual (semua yang berada di teks tersebut benar benar ada atau berdasarkan fakta).

Struktur Teks 
Teks laporan hasil observasi terdiri atas bagian pembuka berupa definisi umum, bagian isi berupa deskripsi bagian, dan bagian akhir berupa deskripsi kegunaan.

Unsur Kebahasaan
Unsur kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi berupa rujukan kata, konjungsi, kata berimbuhan, dan kelompok kata.
  1. Rujukan kata. Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk) Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu:  Rujukan benda atau hal  : ini, itu, tersebut.  Rujukan tempat  :di sini, di situ, di sana.  Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau. Contoh: Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak oksigen. Di negara ini terdapat tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo. Kata di negara ini merujuk pada kata Indonesia. Kata Indonesia merupakan kata yang dirujuk.
  2. Kelompok kata (frasa). Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal. Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi : Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak. Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, baru menyadari, tidak mandi Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh: di rumah,  dari Bandung,  ke pantai
  3. Kata berimbuhan Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks). Contoh: Lingkungan hidup yang terpelihara dapat menyelamatkan habitat manusia karena keseimbangannya terjaga.
  4. Kata hubung (Konjungsi) Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung. Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua: Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.  Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal. Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa. 
  5. Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai berikut. biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu) kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu 
  6. Kata Baku dan tidak Baku. Kata Baku aadalah kata yang menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, sudah pasti terdapat dalam kamus yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang setiap 5 tahun mengalami perubahan. Kata Tidak Baku adalah kata yang tidak menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. kata tidak baku sudah pasti tidak ada dalam KBBI. kata baku dan tidak baku juga digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi.

B. Teks Deskripsi
Teks deskripsi adalah teks yang berisi gambaran sifat-sifat benda yang dideskripsikan. Dengan kalimat deskripsi, pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan sendiri tentang hal yang disampaikan dalam suatu teks.

Struktur Teks
Struktur teks deskripsi terdiri dari deskripsi umum dan deskripsi bagian. Teks deskripsi tersusun atas beberapa struktur yaitu deskripsi umum dan deskripsi bagian Pada bagan deskripsi umum dijelaskan tentang definisi/identitas objek yang dideskrpsikan. Pada bagian deskripsi bagian dijelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. Pengklasifikasian dijelaskan secara lebih rinci dengan memberikan gambaran-gambaran yang jelas.

Unsur kebahasaan teks deskripsi sama dengan teks laporan hasil observasi.

C. Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung sejumlah informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat. Teks eksposisi berfungsi untuk memaparkan dan menjelaskan suatu informasi. Tujuan tersebut dapat dengan mudah kita pahami berdasarkan eksposisi berarti ‘menyingkap’ atau ‘membongkar’. Teks eksposisi dapat berisi satu topik (permasalahan) tertentu. Topik yang berisi permasalahan tersebut lalu dikaji berdasarkan sudut pandang penulis. Di sini tugas penulis adalah berusaha membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.

Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi disusun dengan struktur yang terdiri atas pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan penegasan ulang pendapat. Bagian pernyataan pendapat (tesis) berisi tentang pendapat yang dikemukakan oleh penulis teks. Bagian argumentasi berisi tentang argumen-argumen (alasan) yang mendukung pernyataan penulis, sedangkan penegasan ulang berisi tentang pengulangan pernyataan yang digunakan untuk meyakinkan pembaca tentang kebenaran pernyataan (tesis). Struktur teks eksposisi terdiri atas tiga bagian: tesis, argumentasi, dan penegasan ulang.

Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi
Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.  Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.

Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal adalah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.

Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.

Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya  berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu : Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.

Adjektiva (kata sifat)
Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain.

Adverbia (kata keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.

Konjungsi
Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.

Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut. Konjungsi penegasan seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya.

D. Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang keadaan sesuatu sebagai akibat dari sesuatu yang lain yang telah terjadi sebelumnya dan menyebabkan sesuatu yang lain lagi akan terjadi kemudian. Teks eksplanasi tersebut menjelaskan tentang proses terjadinya atau terbentuknya fenomena alam atau sosial. Dengan kata lain, teks eksplanasi kompleks adalah teks yang menjelaskan tentang keadaan, proses terjadinya sesuatu/fenomena. Teks eksplanasi mempunyai fungsi sosial, yakni memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang proses terjadinya sesuatu menurut prinsip sebab-akibat.
 menyadari peran penting bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseoran Jenis Jenis Teks Kelas VII
Struktur Teks Eksplamasi
Teks eksplanasi disusun dengan struktur teks pernyataan umum (pembukaan) diikuti oleh urutan sebab-akibat. Tahap pernyataan umum merupakan pembuka tentang hal yang akan dijelaskan, pernyataan umum di dalam teks tersebut merupakan gambaran awal tentang apa yang disampaikan. Kalimat yang ada di dalam pernyataan bersifat umum.

Unsur Kebahasaan
Kata Serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti titik beku. Unsur serapan tersebut dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi.

Konjungsi
Setiap bahasa mempunyai bentuk konjungsi yang berbeda-beda. Akan tetapi, pada umumnya berdasarkan peran dan fungsi konjungsi, setiap bahasa mempunyai dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan konjungsi internal.

Konjungsi Eksternal
Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.

Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah, sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika, walaupun, meskipun).

Konjungsi Internal
Konjungsi internal adalah konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa.. Konjungsi internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ...., kemudian, lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi, hasilnya).